foto : http://dapurfilm.com/wp-content/uploads/2011/03/IMG_6682.jpg
Film Perempuan Berkalung Sorban
merupakan adaptasi dari novel Perempuan
Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. Abidah El Khalieqy merupakan
sastrawan Indonesia yang peka terhadap realita sosial. Dalam novel ini ia
mengangkat kisah kehidupan wanita dengan ketidakkesetaraanya terhadap
laki-laki. film ini lebih mengarahkan pandangannya menampilkan tokoh
perempuan dengan berbagai permasalahanya. Pandangan dalam film ini memfokuskan
kajian pada realitas sosial dan budaya.
Annisa
dengan karakter tokoh utama yang memiliki kepribadian kuat, cerdas, serta
kritis, ditambah anak seorang kyai, dianggap mampu mewakili perjuangan seorang
muslimah dalam menegakkan emansipasi pemikiran dan keberaniannya untuk
melawan dominasi dan diskriminasi dari hasil budaya yang bersifat patriarki.
Tokoh-tokoh dan masalah-masalah yang dimunculkan dalam film ini menunjukkan
adanya ketidaksetaraan gender. Pada dasarnya, film ini menceritakan perjalanan hidup Annisa sebagai tokoh yang menemui beberapa masalah dalam hubungannya dengan tokoh-tokoh lainnya yaitu Samsudin, Khudori, Kalsum, Rizal, dll. Ketidaksetaraan gender yang pada film ini terkait dengan cara pandang terhadap peran laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan ditunjukkan oleh keberadaan tokoh-tokoh yang mengalami berbagai peristiwa yang terkait dengan masalah ketidaksetaraan gender.
adanya ketidaksetaraan gender. Pada dasarnya, film ini menceritakan perjalanan hidup Annisa sebagai tokoh yang menemui beberapa masalah dalam hubungannya dengan tokoh-tokoh lainnya yaitu Samsudin, Khudori, Kalsum, Rizal, dll. Ketidaksetaraan gender yang pada film ini terkait dengan cara pandang terhadap peran laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan ditunjukkan oleh keberadaan tokoh-tokoh yang mengalami berbagai peristiwa yang terkait dengan masalah ketidaksetaraan gender.
Film ini ingin menyampaikan pesan tentang kesetaraan
gender, namun di sisi lain film ini lebih banyak menyajikan perlakuan
diskriminatif terhadap perempuan. Perempuan juga mengalami pembungkaman dan
pembisuan yang berdampak pada diskriminasi dalam bentuk seperti perempuan tidak
boleh berpendapat, tidak berani mengungkapkan keinginannya atau persoalan yang
dialami. Selain itu, perempuan juga sering diremehkan ketika berbicara sesuatu
yang dianggap tidak penting oleh laki-laki, tidak punya kendali dalam
pengambilan keputusan, tidak bisa membela diri meskipun benar dan selalu
disalahkan. Pada akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa tanda-tanda komunikasi
dalam film ”Perempuan Berkalung Sorban” dapat menunjukkan adanya diskriminasi
terhadap perempuan.
Dalam materi
Sex dan Gender melalui film ini ingin menyampaikan mengenai feminisme yaitu
memperjuangkan hak-hak dari kaum wanita untuk mendapat hak yang sama tanpa
adanya diskriminasi. Karena dalam
realitanya hak-hak kaum wanita sering di kesampingkan dalam segala hal baik
keluarga maupun hukum, kemudian negara kurang melindungi hak-hak kaum wanita
dengan aturan hukum yang ada padahal hak-hak kaum wanita rentan terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang sering merugikan kaum wanita. Karena secara
esensinya wanita makluk yang lemah dibandingkan dengan pria.
Dalam film Perempuan Berkalung Sorban ingin
menjadikan perempuan sebagai subjek pencipta, bukan sekadar penerima. Namun
dalam konteks ini, konsep perempuan menjadi pencipta menimbulkan
masalah saat mengalami perdebatan yang hebat dengan Islam sebagai sebuah
peradaban dan jalan hidup. Islam memiliki prespektif tersendiri dalam memandang hidup dan
kehidupan. Islam ini
akan menentukan cara berpikir dan bertindak seseorang ketika menjumpai
realitas.
Kontroversi pada
film ini,
bergantung pada cara
pandang kita
menerimanya. Film ini mencoba mewadahi dan menyuguhkan fenomena sosial
masyarakat. Ini sekaligus menjadi kritik sosial pada fenomena-fenomena yang sedang
terjadi, yang kemudian ditarik ke dalam film.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar