Film
Stonehearst Asylum ketika dikaitkan dengan pandangan Michele Foucault menjadi
relevan karena kasusnya hampir memiliki kesamaan. Dalam perkuliahan teori
Kritik dan Postmodern telah dijelaskan bahwa pandangan dari Foucault melihat
cara kerja relasi kekuasaan yang terjadi di era Modern. Latar belakang Foucault
sebagai penderita gangguan seksualitas mempengaruhi cara pandangnya terhadap
realitas sosial yang ada di masyarakat pada zamannya. Foucault adalah seorang homoseksual
atau Gay, ketertarikannya terhadap laki-laki membuat dia banyak di pandang aneh
oleh masyarakat. Sehingga orangtuanya membawanya ke psikiater di rumah sakit
jiwa untuk berharap dapat di normalkan kembali perasaan seksualitasnya. Saat
itu Foucault melihat ada yang salah dalam cara pandang masyarakat pada orang
yang memiliki penyakit kejiwaan. Orang gila selalu dipandang aneh karena cara
berfikirnya berbeda dengan manusia normal pada umumnya. Disini Foucault
menganggap bahwa ada kekuasaan yang besar sehingga masyarakat dapat
berpandangan seperti itu terhadap orang gila. Kekuasaan yang dimaksud adalah Ilmu
Pengetahuan. Selama ini sejarah dianggap suatu sistem kepentingan elit, maka
Foucault membuat buku arkeologi pengetahuan yang berusaha menggali pengetahuan
yang ada di Masyarakat. Yang dicontohkan salah satu kasusnya pada seksualitas
yang ada dalam pemikiran di Masyarakat di masa periode Victorian hingga abad
18. Dalam majalah basis dikatakan, kekhususan pemikiran Foucault dibandingkan
dengan para filusuf sebelumnya kiranya dapat juga diartikan sebagai perubahan
gaya atau model dalam wacana pengetahuan, suatu pokok yang menjadi perhatian
Foucault juga. Sebagaimana dikemukakan oleh Karlina Leksono, Foucault dengan
amat jeli dan teliti mengutarakan bagaimana ilmu-ilmu berkembang secara
menyeluruh dalam satu periode, kemudian berganti secara menyeluruh pula dalam
periode yang lain kadang secara tiba-tiba. Foucault menyebut keseluruhan pola
berpikir dengan sistem wacana, yang digunakan, pemilihan nilai yang menjadi
objek ini sebagai episteme. Kita
mungkin mengira bahwa pengetahuan berkembang berkat pemikiran tokoh-tokoh yang
berhasil menelorkan gagasan-gagasan mereka dengan cemerlang ke tengah
masyarakat pada suatu saat. Akan tetapi, Foucault menyangkal kemungkinan itu,
sebab setiap pengetahuan kita dilingkupi oleh episteme tadi yang merupakan jalinan yang luas rumit antara
berbagai kepentingan dan kepekaan mereka mengenali tatanan rasional. Bahwa
perumusan para ilmuwan yang serius sekali pun tak bakal terjadi selain berkat
kaitan-kaitannya menyeluruh dengan yang ada itu, dan bukan sebaliknya (Basis: 6:
2002)1. Foucault menemukan ada episteme yaitu perbedaan pandangan di
masyarakat setiap periode yang muncul setiap zaman pemikiran.
Seperti yang ada pada film Stonehearst
Asylum dengan latar belakang tahun 1800an di perlihatkan bahwa ada sebuah rumah
sakit jiwa banyak ditemui orang gila dengan mempunyai latar belakang riwayat
kehidupan berbeda-beda. Mereka dianggap memiliki perilaku dan cara berpikir yang
berbeda dengan orang normal yang tidak mempunyai rasio yang jelas. Orang gila
tersebut ditangani oleh dokter kejiwaan yang memiliki metode penyembuhan yang
tidak manusiawi. Sama seperti pemikiran Foucault yang menemukan bahwa sejak era
pasca klasik, masyarakat menganggap orang gila harus ditangani oleh dokter agar
dapat di normalkan kembali. Karena pada zaman pasca klasik Ilmu pengetahuan
menjadi salah satu kekuasaan tertinggi yang ada di Masyarakat. Oleh karena itu
orang yang dianggap mampu oleh masyarakat untuk menormalkan kembali orang gila
yaitu dokter penyakit kejiwaan karena dokterlah yang dianggap memiliki Ilmu
pengetahuan mengenai kejiwaan. Metode penyembuhan yang dilakukan seperti
memberikan obat penenang yaitu heroine dengan dosis yang tinggi, kemudian
setrum listrik, dan juga mereka di penjara. Metode tersebut dilakukan untuk membuat
orang gila ketakutan dan mau menuruti perintah dokter agar bisa dihilangkan
latar belakang riwayat kehidupan yang membuat mereka bisa gila. Anehnya pada
zaman itu yang dikisahkan dalam film ini, mereka yang dianggap gila disama
ratakan metode penyembuhan yang dilakukan. Sesuai dengan pandangan Foucault
mengenai episteme yaitu perbedaan pandangan setiap jaman pemikiran ketika
disandingkan dengan film Stonehearst Asylum yaitu pada metode penyembuhan yang
dilakukan dokter jiwa terhadap orang gila memiliki perbedaan pada zaman pasca
klasik dan sekarang. Pada masa pasca klasik metode penyembuhan yang dilakukan
bisa dikatakan tidak manusiawi kemudian metode yang dilakukan juga seperti
disama ratakan. Hal ini berbeda ketika pada zaman sekarang, coba saja
berkunjung ke rumah sakit jiwa di daerah Lawang, Malang dapat ditemui metode
penyembuhan yang tidak begitu kejam seperti halnya pada zaman pasca klasik dan
tidak disama ratakan pasiennya karena ketika orang gila pada zaman sekarang
ingin di normalkan kembali akan dilihat dulu latar belakang atau riwayat
kehidupannya, kemudian nantinya orang gila tersebut akan dimasukkan pada
kelas-kelas yang berbeda. Kelas-kelas tersebut seperti program penyembuhan yang
sesuai dengan tingkat kegilaannya. Salah satu metode penyembuhan yang diketahui
menekankan kepada moralitas agama terhadap pasien yang kegilaannya dianggap
tidak begitu serius seperti para pasien diajak untuk sholat dan mengaji. Banyak
dari mereka dengan cara metode penyembuhan seperti itu bisa normal kembali
kejiwaannya dan dianggap sudah sembuh oleh dokter. Artinya disini dari metode
penyembuhan terhadap orang gila ada perbedaan pada zaman klasik dan zaman
sekarang, ini semua tidak terlepas dari episteme yang dimiliki masyarakat pada
setiap zaman periode. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan kesadaran yang ada
dimasyarakat akan selalu mengalami perkembangan karena kehidupan realitas di
masyarakat selalu dinamis. Kesadaran yang ada di masyarakat juga akan berubah terhadap
orang gila. Gangguan seksualitas lama-kelamaan bisa menjadi terbuka di
masyarakat yang tidak lagi dianggap tabu, aneh, atau bahkan tidak lagi dianggap
gila. Hal ini bisa dibuktikan pada zaman sekarang ini dengan maraknya kaum LGBT
(Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) yang ingin diakui keberadaan mereka
oleh masyarakat. Karena sejatinya hal-hal bersifat seksualitas dan percintaan
tidak ada yang tahu mereka sedang gila atau tidak dan seharusnya hal itu
menjadi kebebasan yang mutlak dimiliki oleh setiap individu manusia.
Daftar Pustaka :
Majalah BASIS menembus fakta Konfrontasi Foucault
& Marx Nomor 01-02, Tahun ke-51, Januari - Februari 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar