Pengertian
Perubahan Sosial
Menurut para
ahli sosiologi perubahan sosial adalah :
1. Max Weber
Perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat
sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur.
2. Emile Durkheim
Perubahan
sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang
mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik,
ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
3. Prof. Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.
Dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan situasi pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, dan
terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis.
Didalamnya terdapat nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara
kelompok-kelompok masyarakat.
Jenis Perubahan Sosial :
1. Perubahan
Evolusi dan Revolusi
Perubahan Evolusi adalah perubahan sosial yang
terjadi dalam proses lambat dan dalam waktu yang cukup lama. Perubahan ini
berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu dari masyarakat
tradisonal menuju modern. Perubahan yang terjadi secara lambat atau evolusi,
biasanya terjadi tanpa adanya rencana dulu. Evolusi pada umumnya terjadi karena
usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kepentingan-kepentingan,
keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang tumbuh seiring dengan
pertumbuhan masyarakat. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat dengan cara
berpikir mitologi ke ilmiah.
Menurut
Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu
:
·
Unilinier Theories of Evolution: menyatakan
bahwa manusia dan
masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang
sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
·
Universal Theory of Evolution: menyatakan
bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang
tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis
evolusi yang tertentu.
·
Multilined Theories of Evolution: menekankan
pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem
berburu ke pertanian.
Perubahan Revolusi adalah perubahan yang berlangsung cepat. Dalam revolusi,
perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, sebenarnya
kecepatan berlangsungnya perubahan adalah relatif, dikarenakan ada suatu
revolusi yang berlangsung lama. Misal, Revolusi Industri di Inggris yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi dari proses produksi tanpa mesin, hingga
proses produksi menggunakan mesin. Perubahan seperti ini dianggap perubahan
yang cepat, karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, yaitu
adanya sistem hubungan antara buruh dan majikan.
Dapat
dikatakan telah terjadi suatu revolusi, bila telah memenuhi beberapa syarat
yang meliputi:
- Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
- Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
- Pemimpin mana dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan.
- Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya kongkrit dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan suatu ideologi tertentu.
- Harus ada momentum, yaitu saat dimana segala keadaan dan faktor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila momentum keliru maka revolusi dapat gagal, contoh, Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan revolusi yang momentumnya amat tepat.
2. Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan
Perubahan yang
direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan
terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam
masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan biasanya menyebut para
perencana sosial, yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Dengan demikian, dalam konteks perubahan yang dikehendaki maka
pada perencana sosial inilah yang akan memimpin masyarakat dalam merubah sistem
sosialnya. Sebagai contoh untuk mengurangi kepadatan penduduk pemerintah
mengadakan KB (Keluarga Berencana)
Perubahan yang tidak direncanakan
adalah perubahan yang tidak direncanakan sebelumnya dan di luar jangkauan
masyarakat walaupun sebelumnya ada perencanaan atau perhitungan yang matang.
Biasanya terjadi dalam bencana alam misal, di suatu desa di bangun jembatan
namun beberapa kemudian terjadi gempa dan menyebabkan jembatan tersebut rusak
sehingga akses jalan penghubung antar desa menjadi kacau.
3. Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil
Perubahan
berpengaruh besar adalah perubahan yang akan membawa
pengaruh yang besar pada masyarakat. Misalnya terjadinya proses industrialisasi
pada masyarakat yang masih agraris. Di sini lembaga-lembaga kemasyarakatan akan
terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja, sistem pemilikan tanah, klasifikasi
masyarakat, dan yang lainnya.
Perubahan
berpengaruh kecil adalah perubahan yang tidak berpengaruh berarti bagi
masyarakat. Misalnya, perubahan bentuk potongan rambut, tidak akan membawa
pengaruh yang berarti bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan
tidak akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Perspektif
materialistis bertumpu pada pemikiran
Karl Marx sebagaimana dijelaskan oleh Harper (1989) menganggap bahwa
moda produksi (force of production)
merupakan pembentuk sistem sosial dan penyebab perubahan sosial. Perubahan
sosial bisa disebabkan oleh faktor material baik berupa faktor-faktor ekonomi
atau pun teknologi yang berhubungan dengan produktifitas ekonomi. Teknologi
baru maupun moda produksi ekonomi mendorong perubahan pada aspek interaksi,
organisasi sosial, kultur, kepercayaan, dan norma-norma.
Salah
satu pemikir dalam kubu idealis adalah Weber berpandangan bahwa kapitalisme
industri tidak bisa hanya dilihat sebagai perubahan yang disebabkan oleh aspek
material seperti yang disebutkan Marx. Perspektif idealistik dilihat sebagai
ide, nilai-nilai, dan ideologi yang menyebabkan perubahan. Ide terdiri atas
pengetahuan dan kepercayaan-kepercayaan, nilai merupakan asumsi mengenai apa
yang diinginkan dan tidak diinginkan, dan ideologi. Ide merujuk pada
pengetahuan dan kepercayaan, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu yang
pantas atau tidak pantas, sedangkan ideologi berarti serangkaian kepercayaan
dan nilai yang digunakan untuk membenarkan atau melegitimasi bentuk tindakan
masyarakat.
Teori utama
Pola Perubahan Sosial
menurut lauer, terdiri dari teori siklus dan teori
perkembangan.
1. Teori siklus
Teori ini melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang
terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang
terjadi pada sebelumnya. Para penganut teori siklus, melihat adanya sejumlah
tahap yang harus dilalui oleh masyarakat.
2. Teori perkembangan
Dalam perkembangan, perubahan diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu, seperti
perubahan masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks. Masyarakat
menggunakan peralatan yang terbuat dari seadanya melalui proses pembuatan
secara manual. Teknologi ini kemudian berkembang menjadi teknologi yang canggih
yang pada intinya bertujuan mempermudah pekerjaan manusia. Teori perkembangan
di kenal dengan sebutan teori linier.
Daftar
Baca Rujukan
Soekanto,
Soerjono, 1987, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press. Hlm.18
Maryati,
Kun, 2007, SOSIOLOGI untuk SMA dan MA kelas XII-3, Jakarta, Erlengga. Hlm 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar